ingga kini banyak sekali umat Muslim yang beranggapan bahwa Injil Barnabas adalah Injil yang asli, sedemikian rupa keyakinan itu hingga mereka menafsirkan Qur’an Suci – khususnya tentang penYaliban Yesus – dengan menjadikan Injil tersebut sebagai hakim bagi Qur’an Suci. karena mereka beranggapan bahwa yang disalib itu bukan Yesus melainkan Yudas Iskariot dan Yesus itu sendiri diselamatkan dengan diangkat kelangit kedua dengan badan wadagnya. Kini yang menjadi pertanyaan benarkah Injil Barnabas itu asli?, bukankah hanya kitab Al-Quran saja yang kemurniannya dijaga oleh Allah Ta’ala?
Injil Barnabas menurut Qur’an Suci
“Dan sebagian mereka buta huruf; mereka tak tahu Kitab, selain (dari) desas-desus dan mereka hanya mengira-ngira saja. Maka celaka sekali orang yang menulis Kitab dengan tangan mereka, lalu berkata: Ini adalah dari Allah; agar mereka memperoleh harga yang rendah sebagai pengganti ini. Maka celaka sekali mereka, karena apa yang mereka tulis dengan tangan mereka, dan celaka sekali mereka, karena apa yang mereka usahakan” (2:78-79)
Sangatlah tepat gambaran Qur’an Suci tentang kitab Suci yang sudah-sudah bahwa pengetahuan mereka tentang Kitab (ajaran) tersebut adalah dari desas-desus dan perkiraan saja hal ini diakui oleh Injil Lukas
“Teofilus yang mulia, banyak orang yang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar” (Lukas 1:1-4)
dari penuturan Lukas tersebut dapat disimpulkan:
- 1. sejak zaman permulaan kekristenan telah banyak disusun Injil: banyak orang yang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,…”
- 2. Injil itu disusun berdasarkan Cerita dari mulut ke mulut yang fokusnya adalah pelajaran Al-Masih sang Firman: yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman”.
- 3. Injil Lukas disusun dengan cara ambil sana ambil sini yang dianggapnya benar:” Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu,….”
Kitab Suci yang ditulis langsung, dibaca lalu diamalkan hanyalah Qur’an Suci (80:11-16; 75:17-19). Sebelum Qur’an Suci ajaran-ajaran kitab-Kitab suci sebelumnya tak pernah langsung ditulis dibawah pengawasan sang Nabiyullahnya melainkan hanya berupa cerita-cerita dari mulut-kemulut saja selang beberapa tahun dari wafat / hijrahnya Nabi tersebut barulah ajaran-ajaran yang berdasarkan perkiraan dan yang berasal dari desas-desus tersebut dibukukan. Hal ini termasuk pula Injil Barnabas. Bila Injil Barnabas itu asli (Suci) maka tak mungkin Qur’an Suci menyama ratakan bahwa semua kitab-kitab suci yang terdahulu itu telah rusak dan tak mungkin pula Qur’an Suci menobatkan dirinya sebagai penjaga ajaran yang masih asli dan yang membetulkan dari kesalahan-kesalahan Kitab Suci yang terdahulu:
“Kami menurunkan kepada engkau Kitab dengan kebenaran, yang membetulkan Kitab yang ada sebelumnya, dan yang menjaganya” (5:48)
Jelaslah kiranya bahwa menurut Qur’an Suci tak ada Kitab Suci yang masih murni (suci) selain Kitab Suci Al-Qur’an itu sendiri.
Injil Barnabas ditulis sesudah tahun 1300 Masehi
Injil Barnabas terjemahan Rahnip M., B.A. didasarkan atas Injil Barnabas bahasa Inggris yang merupakan terjemahan dari naskah bahasa Itali yang ditemukan di Perpustakaan Negara di Wina. Terjemahan ke dalam bahasa Inggris oleh Ragg dan Laura Ragg pada tahun 1907 (di Oxford, at the Clarendon Press). Sedangkan terjemahan Abu-Bakar-Basymeleh didasarkan atas Injil Barnabas berbahasa Arab oleh seorang terkemuka Dr. Kholil Saadah dalam tahun 1908, yang juga berasal dari naskah Itali di perpustakaan Wina itu. Jadi kedua terjemahan Indonesia yang berasal dari terjemahan Inggris dan Arab sama-sama bersumber pada terjemahan bahasa Itali. Menurut Dr. Khalil Saadah, naskah Itali yang tersimpan di perpustakaan negara di Wina itu berasal dari Amsterdam, yang diduga keras naskah itu berasal dari Spanyol. Hubungan dagang Amsterdam-Venesia saat itu sangat ramai. (Injil barnabas ditulis dalam bahasa Itali yang bercampur dengan dialek Toscan dan Venezian). Uraian mendalam silahkan membaca “Mukaddimah” oleh Dr. Kholil Saadah dalam Injil barnabas hal. x-xxxvii.
Keluarnya Injil Barnabas dari perpustakaan Paus Sixtus V diceritakan oleh Mustafa de Aranda dalam Kata Pengantar edisi Spanyol. Ia menguraikan riwayat Fra Marina seperti dinukil oleh Prof. K.H. Anwar Musaddad sebagai berikut:
“Ada seorang Uskup bernama Fra Marino yang hidup pada abad 16. Ia sangat rindu untuk membaca Injil Barnabas karena Barnabas itu adalah murid Yesus sendiri dan pernah bersama-sama dengan Paulus mengadakan misi-misi perjalanan tapi kemudian berpisah dengan Paulus karena ada segi-segi pertentangan paham yang sangat prinsipal antara keduanya”.
Pada suatu ketika Uskup itu berkunjung ke istana Paus Sixtus V (1521-1590) dan mungkin karena terlalu lelah, maka Paus tertidur di muka tamunnya. Guna memanfaatkan waktu, Fra Marino masuk ke perpustakaan Paus untuk menghabiskan waktunya dengan membaca. Secara kebetulan tangannya terpegang pada Injil Barnabas yang dirinduinya. Dengan penuh perhatian ia membaca beberapa halaman sedang dalam hatinya berharap untuk membaca sampai tamat. Karena ia berkeyakinan bahwa kitab yang sangat berharga itu tidak mungkin boleh dipinjamnya, maka timbullah fikiran untuk mencurinya. Dengan rapih sekali Kitab itu disembunyikan dalam mantelnya. Begitu Paus bangun, ia pamitan pulang.
Di rumah dibacanya Injil itu dan akhirnya ia spontan memeluk agama Islam” (Kedudukan Injil Barnabas menurut Pandangan Islam, hal 21)
Uraian Anwar Musaddad sepintas lalu memberi kesan bahwa Injil Barnabas yang muncul dalam perpustakaan Paus Sixtus V yang sekarang tersimpan di perpustakaan negara Wina adalah Injil Barnabas yang termasuk Injil yang terlarang menurut tiga dektrit Gereja tersebut. Akan tetapi menurut penyelidikan, terutama penyelidik Kristiani, urain di atas diangaggapnya sebagai kabar burung atau isapan jempol belaka. Naskah Injil Barnabas di perpustakaan negara Wina bukanlah tulisan tangan Barnabas murid Yesus Kristus, sebab bahasa Itali menjadi bahasa tulisan. Demikian pula berdasarkan kertas dan cap air (water mark) yang digunakan, juga membuktikan bahwa umur Injil itu tak sezaman dengan Yesus Kristus. Akan lebih jelas lagi jika memperhatikan isinya. Dalam pasa 82-83 disinggung tentang tahun Yobel yang dirayakan sekali dalam 100 tahun. Menurut Imamat 25:8-55 dan 27:16-25 tahun Yobel dirayakan sekali dalam 50 tahun dan ketentuan ini tak diubah oleh Yesus. Baru pada tahun 1300 Paus Banifacius VIII memerintahkan agar tahun Yobel dirayakan sekali dalam 100 tahun. Nah, dengan demikian terang sekali bahwa Injil Barnabas ditulis pasti sesudah tahun 1300 Masehi. Jauh lebih muda usianya degan Injil-injil perjanjian baru.
Siapa Penulis Injil Banabas ?
Tulisan Bishop Irenaeus (120-202 M), seorang berasal dari Smyma yang kemudian menjabat bishop di kota Lyon pada tahun 177 M, ada menyebut-nyebut Injil Barnaba (Gospel of Barnabs). Beberapa fragmen dari tulisan Bishop Irenaeus yang ditemukan itu berjudul Adverse Haereses.
Sedangkan ensiklike tentang, Bacaan Terlarang yang diumumkan oleh Paus Glasius I (492-496 M) pada tahun 492 M, mencantumkan nama Injil Barnaba. Jadi, Inijil Barnaba, itu pada masa dulu memang ada, tapi belakangan lenyap dari peredaran dan tidak ditemukan pada abad-abad berikutnya. Injil Barnaba itu pada masa dulu, jikalau tidak menggunakan bahasa Ibrani ataupun bahasa Aramik, maka setidak-tidaknya menggunakan bahasa Grik.
Pada abad ke-16 masehi ditemukan naskah Injil Barnabas menggunakan Ibahasa Itali. Konon seorang Frather menemukannya dalam Vatican Library dan menyelundupkannya keluar. Pada pinggir-pinggir halaman dijumpai catatan-catatan seseorang mempergunakan bahasa Arab. Naskah berbahasa Itali itu disalin belakangan ke dalam bahasa Sepanyol.
Pada tahun 1709 M, penasihat Raja Prussia bernama Craemer berkunjung ke Amsterdam dan di dalam perpustakaan seorang bangsawan tua disitu menjumpai naskah Injil Barnaba berbahasa Itali itu. Pada tahun 1713 M, naskah tersebut diserahkannya kepada Prins Jugend Savoy; dan pada tahun 1738 M, perpustakaan milik Prins Jugend itu dipindahkan kepada Perpustakaan Kerajaan di Wina. Disitulah naskah itu dijumpai kembali dan disalin oleh seorang sarjana Inggris ke dalam bahasa Inggris.
Pada tahun 1709 M, penasihat Raja Prussia bernama Craemer berkunjung ke Amsterdam dan di dalam perpustakaan seorang bangsawan tua disitu menjumpai naskah Injil Barnaba berbahasa Itali itu. Pada tahun 1713 M, naskah tersebut diserahkannya kepada Prins Jugend Savoy; dan pada tahun 1738 M, perpustakaan milik Prins Jugend itu dipindahkan kepada Perpustakaan Kerajaan di Wina. Disitulah naskah itu dijumpai kembali dan disalin oleh seorang sarjana Inggris ke dalam bahasa Inggris.
Belakangan dijumpai lagi naskah Injil Barnaba berbahasa Sepanyol, dipinjam Dr. Holm dari Hardley di Hampshire, seorang Orientalist, dan naskah itu kemudian pindah tangan kepada Dr. Minkhauss, seorang anggota King’s College di Oxford, lalu menyalinnya ke dalam bahasa Inggris.
Pada tahun 1784 M, naskah berbahasa Sepanyol dan salinannya ke dalam bahasa Inggeris diserahkan kepada Dr. White, yang memperbandingkannya dengan salinannya ke dalam bahasa Inggris dari naskah Itali, dan tidak menjumpai perbedaan isi antara kedua salinan itu.
Injil itu menyatakan Jesus Keristus tidak disalibkan karena yang tertangkap dan yang disalibkan itu adalah Judas Iskariot. Selanjutnya tidak ada menyebut-nyebut tentang Ilahiah dari Jesus Keristus.
Injil itu menyatakan Jesus Keristus tidak disalibkan karena yang tertangkap dan yang disalibkan itu adalah Judas Iskariot. Selanjutnya tidak ada menyebut-nyebut tentang Ilahiah dari Jesus Keristus.
Tentang keaslian isi Injil Barnaba dalam naskah berbahasa Itali itu, yakni salinannya kedalam bahasa Itali itu, merupakan tandatanya besar. Karena di dalam naskah berbahasa Itali itu nama Nabi Muhammad s.a.w. berkian kali disebutkan secara jelas dan nyata.
Penelitian terhadap jenis kertas yang digunakan beserta cara penjilidannya membuktikan bahwa naskah berbahasa Itali itu berasal dari masa sekitar Abad ke-16 masehi. Di dalam kemungkinan :
Penelitian terhadap jenis kertas yang digunakan beserta cara penjilidannya membuktikan bahwa naskah berbahasa Itali itu berasal dari masa sekitar Abad ke-16 masehi. Di dalam kemungkinan :
1. Keseluruhan isi Injil Bamaba itu bikinan seorang penulis Kristen, yang guna memikat hati seorang Penguasa pihak Islam pada masa itu, sengaja mempersembahkan karyanya itu; dan karena sesuatu peristiwa yang tidak diketahui lantas naskah berbahasa Itali itu jatuh pada akhirnya ke tangan pihak Vatikan.
2. Injil Bamabas yang asli itu ditemukan oleh seorang Kristen, yang kemudian memeluk agama Islam, lalu menyalinnya ke dalam bahasa Itali dan menambahkan Ayat-Ayat Sisipan mengenai Nabi Muhammad s.a.w.
Sampai kepada masa sekarang ini, permasalahan naskah Injil Barnaba berbahasa Italia itu belum memperoleh jawaban yang pasti. Kecuali jikalau sempat ditemukan kelak naskahnya yang berbahasa Grik hingga diperoleh suatu alat pembanding. Pihak dunia Kristen sendiri menolak akan keaslian Injil Barnaba itu.
Jika demikian siapakah penulis/pengarangnya? Menurut kesimpulan Drs. J.Slomp, pengarangnya adalah Fra Marino alias Mustafa de Aranda itu sendiri, karena kabar burung itu diisyaratkan dalam fasal 192 Injil barnabas itu sendiri. Agaknya ia seorang Yahudi berkebangsaan Spanyol yang dipaksa memeluk agama Roma Katolik, kemudian ia memeluk agama Islam; sebagaimana banyak orang lainnya dia meninggalkan Spanyol dan pergi ke Bologna (Italia), dan di kota itu dikarangnya Injil barnabas, baik dalam bahasa Italia mapun bahasa Spanyol. Sebagai bukti bahwa ia seorang Islam catatan-catatan pinggirnya berbahasa Arab dan kecaman-kecamannya terhadap Paulus dkk yang mirip-mirip dengan ajaran Islam; sedangkan bukti yang menunjukkan ke-Yahudiannya antaralain ia menolak Yesus sebagai Mesias yang di janjikan.
“Dari itu mereka telah mengutus orang-orang Lewi untuk menanyakan kepadanya, kata mereka: “Siapakah gerangan engkau?” Maka Yesus telah mengakui dengan menyatakan:”Sesungguhnya aku ini bukanlah Messias.” (Bar 42:1-7)
“Dan setelah sembahyang itu selesai, berkatalah imam dengan suara yang keras: ” Berhentilah Ya Yesus, sebab harus kami mengetahui siapakah gerangan engkau ini, demi untuk menenangkan Umat kita.” Yesus menjawab: “Aku Yesus anak Maryam dari keturunan Daud, seorang manusia yang pasti akan mati, takut kepada Allah dan menuntut agar kemuliaan dan penghormatan itu, tidak diberikan melainkan kepada Allah”. Imam itu menjawab : “Bahwa telah disuratkan dalam kitab Musa bahwa Tuhan kita akan mengutus untuk kita Messias yang akan datang buat memberitahukan kita tentang apa yang dikehendaki oleh Allah dan dia akan membawa rahmat Allah bagi (penduduk) bumi. Dari itu kuharap supaya engkau berkata benar kepada kami. Apakah engkau ini Messias Allah yang kami nanti-nantikan itu ?” Yesus menjawab: “Benar Allah telah menjanjikan demikian, akan tetapi aku ini bukanlah dia, karena dia itu tercipta sebelum aku, dan akan tiba sesudahku.”
….”Demi Allah yang aku berdiri di hadapan-Nya, bahwa sebenarnya aku ini bukanlah Messias yang sedang dinantikan oleh seluruh bangsa di muka bumi, seperti yang telah dijanjikan oleh Allah kepada bapak kita Ibrahim, Firman-Nya:” Dengan anak keturunanmu Aku akan memberkahi semua bangsa-bangsa di dunia”. (Bar 96:1-5,8).
Dari penuturan barnabas diatas kita dihadapkan oleh dua pilihan jikalau Injil Barnabas itu asli maka kita akan mengatakan bahwa wahyu Ilahi itu salah atau bahkan dusta (Na’uzubillah min dzalik) karena Qur’an Suci jelas-jelas menyatakan bahwa Yesus itu adalah Al-Masih/Mesias. Mungkinkah Allah salah atau Yesus – Nabiyullah yang maksum – telah mengeluarkan kata-kata yang menjijikan dengan berdusta kepada umatnya ??
Ayat Injil Barnabas yang tak masuk akal.
1. “Yesus menjawab: Dikala Allah menciptakan gumpalan dari tanah, kemudian meninggalkannya duapuluh lima ribu tahun tanpa mengerjakan sesuatu yang lain, tahulah Setan yang berkedudukan sebagai imam dan kepala dari para Malaikat itu dengan kecerdasan besar yang dimilikinya, bahwa Allah akan mengambil dari gumpalan itu seratus empat puluh empat ribu orang yang bergelar dengan gelar nubuat beserta Rasul Allah yang telah diciptakan rohnya sebelum segala sesuatu yang lain dengan enam puluh ribu tahun. Dari itu dia (setan) marah, maka dihasutnya para Malaikat, katanya: “Lihatlah pada suatu hari Allah akan menghendaki supaya kita sujud untuk tanah ini ” (Bar.35:6-9),
“karena itu Allah berfirman pada suatu hari di waktu para Malaikat telah berkumpul semuanya: “Semua yang telah memilih aku sebagai Tuhannya, harus segera sujud kepada segumpal tanah ini” (Bar 35:12)
“Adapun setan beserta mereka yang seperti dia, maka mereka berkata:” Ya Tuhan sesungguhnya kami ini adalah roh, dari itu bukanlah dari keadilan kami bersujud untuk tanah ini” (Bar 35:14)
“Ketika itu Allah berfirman:”Enyahlah kalian dari depanKu wahai kamu yang terkutuk, tidak ada padaKu lagi rahmat untuk kalian, “Dan ketika pergi, meludahlah setan kepada gumpalan tanah itu. Lalu Jibril membuang ludah itu beserta sedikit tanah, sehingga karena itu manusia mempunyai pusat diperutnya” (Bar 35:25-27)
Benarkah manusia berpusat karena Jibril membuang ludah setan dan sedikit tanah, maka ada lekukan di perut/pusat. Bukankah pusat manusia itu adalah bekas tali plasenta manusia semasih dalam rahim ibu ?
Kambing, kuda, lembu, kerbau, gajah dan seluruh hewan yang berkaki empat juga mempunyai pusat di perutnya, yang juga semula adalah tempat plasenta selama dalam perut induknya. Apakah itu karena Jibril membuang ludah setan dari mereka juga ?
2. “Dan setelah Malaikat Jibril membersihkan segumpal tanah yang telah diludahi oleh setan itu Allah telah menciptakan segala benda yang hidup dari segala jenis hewan yang terbang yang melata dan berenang. Dan telah menghiasi bumi ini dengan segala yang ada padanya. Pada suatu hari Setan itu mendekati pintu surga. Dan ketika itu ia melihat kuda sedang makan rumput, ia memberitahukan kepadanya bahwa apabila segumpal tanah itu mempunayi nyawa maka ia akan tertimpa kepayahan. Dari itu untuk kepentingannya (kuda) itu ia harus menginjak segumpal tanah itu dengan satu cara yang dapat menjadikan (gumpal tanah) itu tidak bisa digunakan untuk sesuatu. Maka bangkitlah kuda itu dan berlari-lari deras di atas gumpal tanah yang terletak di antara pokok-pokok cemara dan mawar itu. Kemudian Allah memberikan nyawa kepada bagian najis daripada gumpalan tanah yang terkena ludah Setan dan yang telah diambil oleh Malaikat Jibril dan dari pada gumpalan itu. Kemudian diciptakannlah anjing lalu ia menyalak dan menakutkan kuda itu sehingga lari” (Bar 39:4-12)
Dalam Bar 39:4 dikatakan semua hewan telah diciptakan setelah Jibril membuang tanah yang terkena ludah Setan. Tetapi koq anjing diciptakan sesudah kuda makan rumput, artinya anjing tidak serempak dijadikannya. Dan benarkah anjing itu diciptakan dari tanah unsur manusia ?, jika Injil Barnabas ini autentik, apakah hubungan biologis antara manusia dengan anjing ?
3. Dalam Barnabas 53:34-35 dikatakan :
“Dan ketika Yesus mengatakan demikian maka ditamparnyalah wajahnya dengan kedua tangannya. Kemudian ia memukul lantai dengan kepalanya, lalu ketika kepalanya diangkat ia berkata:”Hendaklah terkutuklah barang siapa yang menyisipkan dalam uraian-uraianku bahwa aku ini anak Allah”.
Mungkinkah orang yang berderajat Maksum akan berbuat hal yang demikian dihadapan murid-muridnya?. Autentikkah ini?
4. Dalam Injil Barnaba dikatakan: Yesus diangkat kelangit oleh 4 Malaikat (215:4-6). Dalam Barnaba 219:6-7 dikatakan Yesus dikembalikan kepada ibu dan murid-muridnya atas permintaaan Yesus. Dalam Barnabas 221:7 Yesus berkata: “Pergilah bersama ibunda kebukit zaitun. Karena aku akan naik ke langit dari sana juga (Bar 221:7-8). Kemudian diangkatlah dia oleh keempat Malaikat itu kelangit di depan mata mereka (Bar 221:23). Jadi Yesus naik kelangit 2 (dua) kali. Benarkah hal ini ??
sumber...http://studiislam.wordpress.com