Akibatnya warga harus menggali dasar sungai yang sudah kering untuk mendapatkan air bersih. Kesulitan air itu dialami warga yang tinggal di Dusun Karanganyar, Desa Setren, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Minggu (9/8). “Sungai sudah kering sejak dua bulan lalu, sejak saat itu kita mengambil air di sumur masjid,” kata Dono,43, warga Karanganyar. Namun dalam beberapa hari terakhir warga kebingungan lantaran dua sumur yang berada di dua masjid debit airnya semakin mengecil. “Kalau sudah seperti ini, kita hanya bisa mendapat air dengan cara menggali sungai yang sudah kering,” sambungnya. Kekeringan serupa juga terjadi di Tuban, Madiun dan Lamongan. Di Tuban, warga di Desa Koro, Kecamatan Meraurak harus mengantre dengan bergantian menimba satu-satunya sumur yang masih keluar airnya untuk kebutuhan sehari-hari. Sementara di Lamongan, warga Desa Gampangsejati dan Desa Tlogorejo, Kecamatan Laren harus mengambil air di tengah hutan lantaran sumur warga sudah tidak keluar airnya. Lokasi sumur itu dengan perkampungan penduduk terdekat sekitar lima kilometer. Sedangkan kesulitan air bersih di Kabupaten Madiun dialami sekitar 23 kepala keluarga (KK) warga Dusun Guworejo, Desa Karangrejo, Kecamatan Wungu. Warga harus antre air bersih untuk kebutuhan memasak dan minum di tandon bantuan pemkab. Hanya saja masalahnya sejak lima hari terakhir air tandon tersebut kerapkali macet. Hal itu mendorong warga terpaksa menggunakan air blumbang yang biasanya digunakan untuk mencuci pakaian dan piring, serta memandikan hewan ternak digunakan untuk memasak. “Kami terpaksa menggunakan air blumbang untuk memasak dan air minum,” terangnya:-)Dukung kita :Air Masa Depan Geografi. Blog untuk Kompetisi Web Kompas MuDA & AQUA, dengan sudut pandang geografi di segala aspek kehidupan dan air di masa mendatang.
Sumber: http://waterforgeo.blogspot.com/2011/01/menggali-dasar-sungai-yang-sudah-kering.html
Copyright waterforgeo.blogspot.com sponsor The Jatem Coorporation