Created (c) by Muhammad Hanafi (DeeJayHan)

Menikmati Goyangan Ibu Mertua

Cerita Dewasa : Menikmati Goyangan Ibu Mertua ( Khusus Dewasa ) 17+ - Bapak mertuaku (Pak Tom, samaran) yang berusia sekitar 60 tahun baru saja pensiun dari pekerjaannya di salah satu perusahaan di Jakarta. Sebetulnya beliau sudah pensiun dari anggota ABRI ketika berumur 55 tahun, tetapi karena dianggap masih mampu maka beliau terus dikaryakan. Karena beliau masih ingin terus berkarya, maka beliau memutuskan untuk kembali ke kampungnya didaerah Malang, Jawa Timur selain untuk menghabiskan hari tuanya, juga beliau ingin mengurusi kebun Apelnya yang cukup luas. Ibu mertuaku (Bu Mar, samaran) walaupun sudah berumur sekitar 45 tahun, tetapi penampilannya jauh lebih muda dari umurnya. Badannya saja tidak gemuk gombyor seperti biasanya ibu-ibu yang sudah berumur, walau tidak cantik tetapi berwajah ayu dan menyenangkan untuk dipandang. Penampilan ibu mertuaku seperti itu mungkin karena selama di Jakarta kehidupannya selalu berkecukupan dan telaten mengikuti senam secara berkala dengan kelompoknya. Beberapa bulan yang lalu, aku mengambil cuti panjang dan mengunjunginya bersama Istriku (anak tunggal mertuaku) dan anakku yang baru berusia 2 tahun. Kedatangan kami disambut dengan gembira oleh kedua orang mertuaku, apalagi sudah setahun lebih tidak bertemu sejak mertuaku kembali ke kampungnya. Pertama-tama, aku di peluk oleh Pak Tom mertuaku dan istriku dipeluk serta diciumi oleh ibunya dan setelah itu istriku segera mendatangi ayahnya serta memeluknya dan Bu Mar mendekapku dengan erat sehingga terasa payudaranya mengganjal empuk di dadaku dan tidak terasa penisku menjadi tegang karenanya. Dalam pelukannya, Bu Mar sempat membisikkan Sur…(namaku).., Ibu kangen sekali denganmu”, sambil menggosok-gosokkan tangannya di punggungku, dan untuk tidak mengecewakannya kubisiki juga, “Buuu…, Saya juga kangen sekali dengan Ibu”, dan aku menjadi sangat kaget ketika ibu mertuaku sambil tetap masih mendekapku membisikiku dengan kata-kata, “Suuur…, Ibu merasakan ada yang mengganjal di perut Ibu”, dan karena kaget dengan kata-kata itu, aku menjadi tertegun dan terus saling melepaskan pelukan dan kuperhatikan ibu mertuaku tersenyum penuh arti. Setelah dua hari berada di rumah mertua, aku dan istriku merasakan ada keanehan dalam rumah tangga mertuaku, terutama pada diri ibu mertuaku. Ibu mertuaku selalu saja marah-marah kepada suaminya apabila ada hal-hal yang kurang berkenan, sedangkan ayah mertuaku menjadi lebih pendiam serta tidak meladeni ibu mertuaku ketika beliau sedang marah-marah dan ayah mertuaku kelihatannya lebih senang menghabiskan waktunya di kebun Apelnya, walaupun di situ hanya duduk-duduk seperti sedang merenung atau melamun. Istriku sebagai anaknya tidak bisa berbuat apa-apa dengan tingkah laku orang tuanya terutama dengan ibunya, yang sudah sangat jauh berlainan dibanding sewaktu mereka masih berada di Jakarta, kami berdua hanya bisa menduga-duga saja dan kemungkinannya beliau itu terkena post power syndrome. Karena istriku takut untuk menanyakannya kepada kedua orang tuanya, lalu Istriku memintaku untuk mengorek keterangan dari ibunya dan supaya ibunya mau bercerita tentang masalah yang sedang dihadapinya, maka istriku memintaku untuk menanyakannya sewaktu dia tidak sedang di rumah dan sewaktu ayahnya sedang ke kebun Apelnya. Di pagi hari ke 3 setelah selesai sarapan pagi, istriku sambil membawa anakku, pamitan kepada kedua orang tuanya untuk pergi mengunjungi Budenya di kota Kediri, yang tidak terlalu jauh dari Malang dan kalau bisa akan pulang sore nanti. “Lho…, Mur (nama istriku), kok Mas mu nggak diajak..?”, tanya ibunya. “Laah.., nggak usahlah Buuu…, biar Mas Sur nemenin Bapak dan Ibu, wong nggak lama saja kok”, sahut istriku sambil mengedipkan matanya ke arahku dan aku tahu apa maksud kedipan matanya itu, sedangkan ayahnya hanya berpesan pendek supaya hati-hati di jalan karena hanya pergi dengan cucunya saja. Tidak lama setelah istriku pergi, Pak Tompun pamitan dengan istrinya dan aku, untuk pergi ke kebun apelnya yang tidak terlalu jauh dari rumahnya sambil menambahkan kata-katanya, “Nak Suuur…, kalau nanti mau lihat-lihat kebun, susul bapak saja ke sana”. Sekarang yang di rumah hanya tinggal aku dan ibu mertuaku yang sedang sibuk membersihkan meja makan. Untuk mengisi waktu sambil menunggu waktu yang tepat untuk menjalankan tugas yang diminta oleh istriku, kugunakan untuk membaca koran lokal di ruang tamu. Entah sudah berapa lama aku membaca koran, yang pasti seluruh halaman sudah kubaca semua dan tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara sesuatu yang jatuh dan diikuti dengan suara mengaduh dari belakang, dengan gerakan reflek aku segera berlari menuju belakang sambil berteriak, “Buuu…, ada apa buuu?”. Dan dari dalam kamar tidurnya kudengar suara ibu mertuaku seperti merintih, “Nak Suuur…, tolooong Ibuuu”, dan ketika kujenguk ternyata ibu mertuaku terduduk di lantai dan sepertinya habis terjatuh dari bangku kecil di dekat lemari pakaian sambil meringis dan mengaduh serta mengurut pangkal pahanya. Serta merta kuangkat ibu mertuaku ke atas tempat tidurnya yang cukup lebar dan kutidurkan sambil kutanya, “Bagian mana yang sakit Buuu”, dan ibu mertuaku menjawab dengan wajah meringis seperti menahan rasa sakit, “Di sini.., sambil mengurut pangkal paha kanannya dari luar rok yang dipakainya”. Tanpa permisi lalu kubantu mengurut paha ibu mertuaku sambil kembali kutanya, “Buuu…, apa ada bagian lain yang sakit..? “Nggak ada kok Suuur…, cuman di sepanjang paha kanan ini ada rasa sakit sedikit..”, jawabnya. “Ooh…, iya nak Suuur…, tolong ambilkan minyak kayu putih di kamar ibu, biar paha ibu terasa panas dan hilang sakitnya”. Aku segera mencari minyak yang dimaksud di meja rias dan alangkah kagetku ketika aku kembali dari mengambil minyak kayu putih, kulihat ibu mertuaku telah menyingkap roknya ke atas sehingga kedua pahanya terlihat jelas, putih dan mulus. Aku tertegun sejenak di dekat tempat tidur karena melihat pemandangan ini dan mungkin karena melihat keragu-raguanku ini dan tertegun dengan mataku tertuju ke arah paha beliau, ibu mertuaku langsung saja berkata, “Ayooo..lah nak Suuur…, nggak usah ragu-ragu, kaki ibu terasa sakit sekali ini lho, lagi pula dengan ibu mertua sendiri saja kok pake sungkan sungkan…, tolong di urutkan paha ibu tapi nggak usah pakai minyak kayu putih itu…, ibu takut nanti malah paha ibu jadi kepanasan. Dengan perasaan penuh keraguan, kuurut pelan-pelan paha kanannya yang terlihat ada tanda agak merah memanjang yang mungkin sewaktu terjatuh tadi terkena bangku yang dinaikinya seraya kutanya, “Bagaimana Buuu…, apa bagian ini yang sakit..? “Betul Nak Suuur…, yaa yang ituuu…, tolong urutkan yang agak keras sedikit dari atas ke bawah”, dan dengan patuh segera saja kuikuti permintaan ibu mertuaku. Setelah beberapa saat kuurut pahanya yang katanya sakit itu dari bawah ke atas, sambil memejamkan matanya, ibu mertuaku berkata kembali, “Nak Suuur…, tolong agak ke atas sedikit ngurutnya”, sambil menarik roknya lebih ke atas sehingga sebagian celana dalamnya yang berwarna merah muda dan tipis itu terlihat jelas dan membuatku menjadi tertegun dan gemetar entah kenapa, apalagi vagina ibu mertuaku itu terlihat mengembung dari luar CD-nya dan ada beberapa helai bulu vaginanya yang keluar dari samping CD-nya. “Ayoo…,doong…, Nak Sur, kok ngurutnya jadi berhenti”, kata ibu mertuaku sehingga membuatku tersadar. “Iii…, yaa…, Buuu maaf, tapi…, Buuu”, jawabku agak terbata-bata dan tanpa menyelesaikan perkataanku karena agak ragu. “aah… kenapa sih Nak Suuur..?, kata ibu mertuaku kembali sambil tangan kanannya memegang tangan kiriku serta menggoncangnya pelan. “Buuu…, Saa…, yaa…, saayaa”, sahutku tanpa sadar dan tidak tahu apa yang harus kukatakan, tetapi yang pasti penisku menjadi semakin tegang karena melihat bagian CD ibu mertuaku yang menggelembung di bagian tengahnya. “Nak Suuur..”, katanya lirih sambil menarik tangan kiriku dan kuikuti saja tarikan tangannya tanpa prasangka yang bukan-bukan, dan setelah tanganku diciumnya serta digeser geserkan di bibirnya, lalu secara tidak kuduga tanganku diletakkan tepat di atas vaginanya yang masih tertutup CD dan tetap dipegangnya sambil dipijat-pijatkannya secara perlahan ke vaginanya diikuti dengan desis suara ibu mertuaku, “ssshh…, ssshh”. Kejadian yang tidak kuduga sama sekali ini begitu mengagetkanku dan secara tidak sadar aku berguman agak keras. “Buuu…, Saa…yaa”, dan belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, dari mulut ibu mertuaku terdengar, “Nak Suuur…, koook seperti anak kecil saja.., siiih?”. “Buu…, Saa…, yaa…, takuuut kalau nanti bapak datang”, sahutku gemetar karena memang saat itu aku takut benar, sambil mencoba menarik tanganku tetapi tangan ibu mertuaku yang masih tetap memegang tanganku, menahannya dan bahkan semakin menekan tanganku ke vaginanya serta berkata pelan, “Nak Suuur…, Bapak pulang untuk makan siang selalu jam 1 siang nanti…, tolong Ibuuu…, naak”,terdengar seperti mengiba. Sebetulnya siapa sih yang tidak mau kalau sudah seperti ini, aku juga tidak munafik dan pasti para pembaca Situs “17 Tahun.Com” pun juga tidak bisa menahan diri kalau dalam situasi seperti ini, tetapi karena ini baru pertama kualami dan apalagi dengan ibu mertuaku sendiri, tentunya perasaan takutpun pasti akan ada. “Ayooo…lah Nak Suuur…, tolongin Ibuuu…, Naak”, kudengar ibu mertuaku mengiba kembali sehingga membuatku tersadar dan tahu-tahu ibu mertuaku telah memelukku. “Buuu…, biar saya kunci pintunya dulu, yaa..?”, pintaku karena aku was-was kalau nanti ada orang masuk, tetapi ibu mertuaku malah menjawab, “Nggak usah naak…, selama ini nggak pernah ada orang pagi-pagi ke rumah Ibu”, serta terus mencium bibirku dengan bernafsu sampai aku sedikit kewalahan untuk bernafas. Semakin lama ibu mertuaku semakin tambah agresif saja, sambil tetap menciumiku, tangannya berusaha melepaskan kaos oblong yang kukenakan dan setelah berhasil melepaskan kaosku dengan mudah disertai dengan bunyi nafasnya yang terdengar berat dan cepat, ibu mertuaku terus mencium wajah serta bibirku dan perlahan-lahan ciumannya bergerak ke arah leher serta kemudian ke arah dadaku. Ciuman demi ciuman ibu mertuaku ini tentu saja membuatku menjadi semakin bernafsu dan ketakutanku yang tadipun sudah tidak teringat lagi. “Buuu…, boleh saya bukaa…, rok Ibu..? tanyaku minta izin. “Suuur…, bol…, eh…, boleh…, Nak, Nak Suur…, boleh lakukan apa saja..”, katanya dengan suara terputus-putus dan terus kembali menciumi dadaku dengan nafasnya yang cepat dan sekarang malah berusaha melepas kancing celana pendek yang ada di badanku. Setelah rok ibu mertuaku terlepas, lalu kulepaskan juga kaitan BH-nya dan tersembulah payudaranya yang tidak begitu besar dan sudah agak menggelantung ke bawah dengan puting susunya yang besar kecoklatan. Sambil kuusapkan kedua tanganku ke bagian bawah payudaranya lalu kutanyakan, “Buuu…, boleh saya pegang dan ciumi tetek…, Ibuu..? “Bool…, eh…, boleh…, sayang.., lakukan apa saja yang Nak Sur mau.., Ibu sudah lama sekali tidak mendapatkan ini lagi dari bapakmu…, ayoo.., sayaang”, sahut ibu mertuaku dengan suara terbata-bata sambil mengangkat dadanya dan perlahan-lahan kupegang kedua payudara ibu mertuaku dan salah satu puting susunya langsung kujilati dan kuhisap-hisap, serta pelan-pelan kudorong tubuh ibu mertuaku sehingga jatuh tertidur di kasur dan dari mulut ibu mertuaku terdengar, “ssshh…, aahh.., sayaang…, ooohh…, teruuus…, yaang…, tolong puasiiin Ibuu…, Naak”, dan suara ibu mertuaku yang terdengar menghiba itu menjadikanku semakin terangsang dan aku sudah lupa kalau yang kugeluti ini adalah ibu mertuaku sendiri dan ibu dari istriku. “Naak Suuur”, kudengar suara ibu mertuaku yang sedang meremas-remas rambut di kepalaku serta menciuminya, “Ibuu…, ingin melihat punyamu…, Naak”, seraya tangannya berusaha memegang penisku yang masih tertutup celana pendekku. “Iyaa…, Buu…, saya buka celana dulu Buuu”, sahutku setelah kuhentikan hisapanku pada payudaranya serta segera saja aku bangkit dan duduk di dekat muka ibu mertuaku. Segera saja ibu mertuaku memegang penisku yang sedang berdiri tegang dari luar celana dan berkomentar, “Nak Suur…, besar betuuul…, dan keras lagi, ayooo…, dong cepaat.., dibuka celananya…, agar Ibu bisa melihatnya lebih jelas”, katanya seperti sudah tidak sabar lagi, dan tanpa disuruh ibu untuk kedua kalinya, langsung saja kulepas celana pendek yang kukenakan. Ketika aku membuka CD-ku serta melihat penisku berdiri tegang ke atas, langsung saja ibu mertuaku berteriak kecil, “Aduuuh…, Suuur…, besaar sekali”, padahal menurut anggapanku ukuran penisku sepertinya wajar saja menurut ukuran orang Indonesia tapi mungkin saja lebih besar dari punya suaminya dan ibu mertuaku langsung saja memegangnya serta mengocoknya pelan-pelan sehingga tanpa kusadari aku mengeluarkan desahan kecil, “ssshh…, aahh”, sambil kedua tanganku kuusap-usapkan di wajah dan rambutnya. “Aduuuh…, Buuu…, sakiiit”, teriakku pelan ketika ibu mertuaku berusaha menarik penisku ke arah wajahnya, dan mendengar keluhanku itu segera saja ibu mertuaku melepas tarikannya dan memiringkan badannya serta mengangkat separuh badannya yang ditahan oleh tangan kanannya dan kemudian mendekati penisku. Setelah mulutnya dekat dengan penisku, langsung saja ibu mertuaku mengeluarkan lidahnya serta menjilati kepala penisku sedangkan tangan kirinya meremas-remas pelan kedua bolaku, sedangkan tangan kiriku kugunakan untuk meremas-remas rambutnya serta sekaligus untuk menahan kepala ibu mertuaku. Tangan kananku kuremas-remaskan pada payudaranya yang tergantung ke samping. Setelah beberapa kali kepala penisku dijilatinya, pelan-pelan kutarik kepala ibu mertuaku agar bisa lebih dekat lagi ke arah penisku dan rupanya ibu mertuaku cepat mengerti apa yang kumaksud dan walaupun tanpa kata-kata langsung saja kepalanya didekatkan mengikuti tarikan kedua tanganku dan sambil memegangi batang penisku serta dengan hanya membuka mulutnya sedikit, ibu mertuaku secara pelan-pelan memasukkan penisku yang sudah basah oleh air liurnya sampai setengah batang penisku masuk ke dalam mulutnya. Kurasakan lidah ibu mertuaku dipermainkannya dan digesek-gesekannya pada kepala penisku, setelah itu kepala ibu ditariknya mundur pelan-pelan dan kembali dimajukan sehingga penisku terasa sangat nikmat. Karena tidak tahan menahan kenikmatan yang di berikan ibu mertuaku, aku jadi mendesis, “ssshh…, aacccrrr…, ooohh”, mengikuti irama maju mundurnya kepala ibu. Makin lama gerakan kepala ibu mertuaku maju mundur semakin cepat dan ini menambah nikmat bagiku. Beberapa menit kemudian, ibu mertuaku secara tiba-tiba melepaskan penisku dari mulutnya, padahal aku masih ingin hal ini terus berlangsung dan sambil kembali menaruh kepalanya di tempat tidur, dia menarik bahuku untuk mengikutinya. Ibu langsung mencium wajahku dan ketika ciumannya mengarah ke telingaku, kudengar ibu berkata dengan agak berbisik, “Naak Suuur…, Ibu juga kepingin punya ibu dijilati”, dan sambil kunaiki tubuh ibu mertuaku lalu kutanyakan, “Buuu…, apa boleh…, saya lakukan?”, dan segera saja ibu menjawabnya, “Nak Suuur…, tolong pegang dan jilati kepunyaan ibu…, naak…, ibu sudah lama kepingin di gituin”. Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, aku menurunkan badanku secara perlahan-lahan dan ketika melewati dadanya kembali kuciumi serta kujilati payudara ibu mertuaku yang sudah tidak terlalu keras lagi, setelah beberapa saat kuciumi payudara ibu, aku segera menurunkan badanku lagi secara perlahan sedangkan ibu mertuaku meremas-remas rambutku, juga terasa seperti berusaha mendorong kepalaku agar cepat-cepat sampai ke bawah. Kuciumi dan kujilati perut dan pusar ibu sambil salah satu tanganku kugunakan untuk menurunkan CD-nya. Kemudian dengan cekatan ku lepas CD-nya dan kulemparkan ke atas lantai. Kulihat vagina ibu mertuaku begitu lebat ditumbuhi bulu-bulu yang hitam mengitari liang vaginanya. Mungkin karena terlalu lama aku menjilati perut dan sekitarnya, kembali kurasakan tangan ibu yang ada di kepalaku menekan ke bawah dan kali ini kuikuti dengan menurunkan badanku pelan-pelan ke bawah dan sesampainya di dekat vaginanya, kuciumi daerah di sekitarnya dan apa yang kulakukan ini mungkin menyebabkan ibu tidak sabaran lagi, sehingga kudengar suara ibu mertuaku, “Nak Suuur…, tolooong…, cepaat…, saa.., yaang…, ayooo…, Suuur”. Tanpa kujawab permintaannya, aku mulai melebarkan kakinya dan kuletakkan badanku di antara kedua pahanya, lalu kusibak bulu vaginanya yang lebat itu untuk melihat belahan vagina ibu dan setelah bibir vagina ibu terlihat jelas lalu kubuka bibir kemaluannya dengan kedua jari tanganku, ternyata vagina ibu mertuaku telah basah sekali. Ketika ujung lidahku kujilatkan ke dalam vaginanya, kurasakan tubuh ibu menggelinjang agak keras sambil berkata, “Cepaat…, Suuur…, ibu sudah nggak tahaan”. Dengan cepat kumasukkan mulut dan lidahku ke dalam vaginanya sambil kujilati dan kusedot-sedot dan ini menyebabkan ibu mulai menaik-turunkan pantatnya serta bersuara, “ssshh…, aahh…, Suuur…, teruuus…, adduuuhh…, enaak…, Suuur”, Lalu kukecup clitorisnya berulang kali hingga mengeras, hal ini membuat ibu mertuaku menggelinjang hebat, “Aahh…, ooohh…, Suuur…, betuuul…, yang itu…, Suuur…, enaak…, aduuuh…, Suuur…, teruskaan…, aahh”, sambil kedua tangannya menjambak rambutku serta menekan kepalaku lebih dalam masuk ke vaginanya. Kecupan demi kecupan di vagina ibu ini kuteruskan sehingga gerakan badan ibu mertuaku semakin menggila dan tiba-tiba kudengar suara ibu setengah mengerang, “aahh…, oooh…, duuuh…, Suuur…, ibuu…, mau.., mauuu…, sampaiii…, Naak…, oooh”, disertai dengan gerakan pantatnya naik turun secara cepat. Gerakan badannya terhenti dan yang kudengar adalah nafasnya yang menjadi terengah-engah dengan begitu cepatnya dan tangannyapun sudah tidak meremas-remas rambutku lagi, sementara itu jilatan lidahku di vagina ibu hanya kulakukan sekedarnya di bagian bibirnya saja. Dengan nafasnya yang masih memburu itu, tiba-tiba ibu mertuaku bangun dan duduk serta berusaha menarik kepalaku seraya berkata, “Naak Suuur…, ke siniii…, saayaang”, dan tanpa menolak kuikuti saja tarikan tangan ibu, ketika kepalaku sudah di dekat kepalanya, ibu mertuaku langsung saja memelukku seraya berkata dengan suara terputus-putus karena nafasnya yang masih memburu, “Suuur…, Ibu puas dengan apa yang Nak Suuur…, lakukan tadi, terima kasiih…, Naak”. Ibu mertuaku bertubi-tubi mencium wajahku dan kubalas juga ciumannya dengan menciumi wajahnya sambil kukatakan untuk menyenangkan hatinya, “Buuu…, saya sayang Ibuuu…, saya ingin ibu menjadi…, puu..aas”. Setelah nafas ibu sudah kembali normal dan tetap saja masih menciumi seluruh wajahku dan sesekali bibirku, dia berkata, “Naak Suuur…, Ibu masih belum puas sekali…, Suuur…, tolooong puasin ibu sampai benar-benar puaas…, Naak”, seraya kurasakan ibu merenggangkan kedua kakinya. Karena aku masih belum memberikan reaksi atas ucapannya itu, karena tiba-tiba aku terpikir akan istriku dan yang kugeluti ini adalah ibu kandungnya, aku menjadi tersadar ketika ibu bersuara kembali, “Sayaang…, ayooo…, tolooong Ibu dipuasin lagi Suuur, tolong masukkan punyamu yang besar itu ke punya ibu”. “Buuu…, seharusnya saya tidak boleh melakukan ini…, apalagi kepada Ibuu”,sahutku di dekat telinganya. “Suuur…, nggak apa-apa…, Naak…, Ibu yang kepingin, lakukanlah Naak…, lakukan sampai Ibu benar-benar puas Suuur”, katanya dengan suara setengah mengiba. “aahh…, biarlah, kenapa kutolak”, pikirku dan tanpa membuang waktu lagi aku lalu mengambil ancang-ancang dan kupegang penisku serta kuusap-usapkan di belahan bibir vagina ibu mertuaku yang sudah sedikit terbuka. Sambil kucium telinga ibu lalu kubisikkan, “Buuu…, maaf yaa…., saya mau masukkan sekarang, boleh?”. “Suur…, cepat masukkan, Ibu sudah kepingin sekali Naak”, sahutnya seperti tidak sabar lagi dan tanpa menunggu ibu menyelesaikan kalimatnya aku tusukkan penisku ke dalam vaginanya, mungkin entah tusukan penisku terlalu cepat atau karena ibu katanya sudah lama tidak pernah digauli oleh suaminya langsung saja beliau berteriak kecil, “Aduuuh…, Suuur…, pelan-pelan saayaang…, ibu agak sakit niiih”, katanya dengan wajah yang agak meringis mungkin menahan rasa kesakitan. Kuhentikan tusukan penisku di vaginanya, “Maaf Buu…, saya sudah menyakiti Ibu…, maaf ya Bu”. Ibu mertuaku kembali menciumku, “Tidak apa-apa Suuur…, Ibu cuma sakit sedikit saja kok, coba lagi Suur..”, sambil merangkulkan kedua tangannya di pungungku. “Buuu…, saya mau masukkan lagi yaa dan tolong Ibu bilang yaa…, kalau ibu merasa sakit”, sahutku. Tanpa menunggu jawaban ibu segera saja kutusukkan kembali penisku tetapi sekarang kulakukan dengan lebih pelan. Ketika kepala penisku sudah menancap di lubang vaginanya, kulihat ibu sedikit meringis tetapi tidak mengeluarkan keluhan, “Buuu…, sakit.., yaa?”. Ibu hanya menggelengkan kepalanya serta menjawab, “Suuur…, masukkan saja sayaang”, sambil kurasakan kedua tangan ibu menekan punggungku. Aku segera kembali menekan penisku di lubang vaginanya dan sedikit terasa kepala penisku sudah bisa membuka lubang vaginanya, tetapi kembali kulihat wajah ibu meringis menahan sakit. Karena ibu tidak mengeluh maka aku teruskan saja tusukan penisku dan, “Bleess”, penisku mulai membongkar masuk ke liang vaginanya diikuti dengan teriakan kecil, “Aduuuh…, Suuur”, sambil menengkeramkan kedua tangannya di punggungku dan tentu saja gerakan penisku masuk ke dalam vaginanya segera kutahan agar tidak menambah sakit bagi ibu. “Buuu…, sakit yaa..? maaf ya Buuu”. Ibu mertuaku hanya menggelengkan kepalanya. “Enggak kok sayaang…, ibu hanya kaget sedikit saja”, lalu mencium wajahku sambil berucap kembali, “Suuur…, besar betul punyamu itu”. Pelan-pelan kunaik-turunkan pantatku sehingga penisku yang terjepit di dalam vaginanya keluar masuk dan ibupun mulai menggoyang-goyangkan pantatnya pelan-pelan sambil berdesah, “ssshh…, oooh…, aahh…, sayaang…, nikmat…, teruuuskan…, Naak”, katanya seraya mempercepat goyangan pantatnya. Akupun sudah mulai merasakan enaknya vaginan ibu dan kusahut desahannya, “Buuu…, aahh…, punyaa Ibu juga nikmat, buuu”, sambil kuciumi pipinya. Makin lama gerakanku dan ibu semakin cepat dan ibupun semakin sering mendesah, “Aah…, Suuurr…, ooh…, teruus…, Suur”. Ketika sedang nikmat-enaknya menggerakkan penisku keluar masuk vaginanya, ibu menghentikan goyangan pantatnya. Aku tersentak kaget, “Buuu…, kenapa? apa ibu capeeek?”, Ibu hanya menggelengkan kepalanya saja, sambil mencium leherku ibu berucap, “Suuur…, coba hentikan gerakanmu itu sebentar”. “Ada apa Buuu”, sahutku sambil menghentikan goyangan pantatku naik turun. “Suuur…, kamu diam saja dan coba rasakan ini”, kata ibu tanpa menjelaskan apa maksudnya dan tidak kuduga tiba-tiba terasa penisku seperti tersedot dan terhisap di dalam vagina ibu mertuaku, sehingga tanpa sadar aku mengatakan, “Buuu…, aduuuh…, enaak…, Buu…, teruus Bu, oooh…, nikmat Buu”, dan tanpa sadar, aku kembali menggerakkan penisku keluar masuk dengan cepat dan ibupun mulai kembali menggoyangkan pantatnya. “oooh…, aah…, Suuur…, enaak Suuur”, dan nafasnya dan nafaskupun semakin cepat dan tidak terkontrol lagi. Mengetahui nafas Ibu serta goyangan pantat Ibu sudah tidak terkontrol lagi, aku tidak ingin ibu cepat-cepat mencapai orgasmenya, lalu segera saja kuhentikan gerakan pantatku dan kucabut penisku dari dalam vaginanya yang menyebabkan ibu mertuaku protes, “Kenapa…, Suuur…, kok berhenti?”, tapi protes ibu tidak kutanggapi dan aku segera melepaskan diri dari pelukannya lalu bangun. Tanpa bertanya, lalu badan ibu mertuaku kumiringkan ke hadapanku dan kaki kirinya kuangkat serta kuletakkan di pundakku, sedangkan ibu mertuaku hanya mengikuti saja apa yang kulakukan itu. Dengan posisi seperti ini, segera saja kutusukkan kembali penisku masuk ke dalam vagina ibu mertuaku yang sudah sangat basah itu tanpa kesulitan. Ketika seluruh batang penisku sudak masuk semua ke dalam vaginanya, segera saja kutekan badanku kuat-kuat ke badan ibu sehingga ibu mulai berteriak kecil, “Suuur…, aduuuh…, punyamu masuk dalam sekali…, naak…, aduuuh…, teruuus sayaang…, aah”, dan aku meneruskan gerakan keluar masuk penisku dengan kuat. Setiap kali penisku kutekan dengan kuat ke dalam vagina ibu mertuaku, ibu terus saja berdesah, “Ooohh…, aahh…, Suuur…, enaak…, terus, tekan yang kuaat sayaang”. Aku tidak berlama-lama dengan posisi seperti ini. Kembali kehentikan gerakanku dan kucabut penisku dari dalam vaginanya. Kulihat ibu hanya diam saja tanpa protes lagi dan lalu kukatakan pada ibu, “Buuu…, coba ibu tengkurap dan nungging”, kataku sambil kubantu membalikkan badan dan mengatur kaki ibu sewaktu nungging, “Aduuh…, Suuur…, kamu kok macem-macem sih”, komentar Ibu mertuaku. Aku tidak menanggapi komentarnya dan tanpa kuberi aba-aba penisku kutusukkan langsung masuk ke dalam vagina ibu serta kutekan kuat-kuat dengan memegang pinggangnya sehingga ibu berteriak, “Aduuuh Suuur, oooh”, dan tanpa kupedulikan teriakan ibu, langsung saja kukocok penisku keluar masuk vaginanya dengan cepat dan kuat hingga membuat badan ibu tergetar ketika sodokanku menyentuh tubuhnya dan setiap kali kudengar ibu berteriak, “oooh…, oooh…, Suuur”, dan tidak lama kemudian ibu mengeluh lagi, “Suuur…, Ibu capek Naak…, sudaah Suuur…, Ibuu capeeek”, dan tanpa kuduga ibu lalu menjatuhkan dirinya tertidur tengkurap dengan nafasnya yang terengah-engah, sehingga mau tak mau penisku jadi keluar dari vaginanya. Tanpa mempedulikan kata-katanya, segera saja kubalik badan ibu yang jatuh tengkurap. Sekarang sudah tidur telentang lagi, kuangkat kedua kakinya lalu kuletakkan di atas kedua bahuku. Ibu yang kulihat sudah tidak bertenaga itu hanya mengikuti saja apa yang kuperbuat. Segera saja kumasukkan penisku dengan mudah ke dalam vagina ibu mertuaku yang memang sudah semakin basah itu, kutekan dan kutarik kuat sehingga payudaranya yang memang sudah aggak lembek itu terguncang-guncang. Ibu mertuaku nafasnya terdengar sangat cepat, “Suuur…, jangaan…, kuat-kuat Naak…, badan ibu sakit semua”, sambil memegang kedua tanganku yang kuletakkan di samping badannya untuk menahan badanku. Mendengar kata-kata ibu mertuaku, aku menjadi tersadar dan teringat kalau yang ada di hadapanku ini adalah ibu mertuaku sendiri dan segera saja kehentikan gerakan penisku keluar masuk vaginanya serta kuturunkan kedua kaki ibu dari bahuku dan langsung saja kupeluk badan ibu serta kuucapkan, “Maaf…, Buu…, kalau saya menyakiti Ibu, saya akan mencoba untuk pelan-pelan”, segera saja ibu berucap, “Suuur nggak apa-apa Nak, tapi Ibu lebih suka dengan posisi seperti ini saja, ayoo…, Suuur mainkan lagi punyamu agar ibu cepat puaas”. “Iyaa…, Buuu…, saya akan coba lagi”, sahutku sambil kembali kunaik-turunkan pantatku sehingga penisku keluar masuk vagina ibu dan kali ini aku lakukan dengan hati-hati agar tidak menyakiti badan ibu, dan ibu mertuakupun sekarang sudah mulai menggoyangkan pantatnya serta sesekali mempermainkan otot-otot di vaginanya, sehingga kadang-kadang terasa penisku terasa tertahan sewaktu memasuki liang vaginanya. Ketika salah satu payudara ibu kuhisap-hisap puting susunya yang sudah mengeras itu, ibu mertuaku semakin mempercepat goyangan pinggulnya dan terdengar desahannya yang agak keras diantara nafasnya yang sudah mulai memburu, “ooohh…, aahh…, Suuur…, teruuus…, oooh”, seraya meremas-remas rambutku lebih keras. Akupun ikut mempercepat keluar masuknya penisku di dalam vaginanya. Goyangan pinggul ibu mertuakupun semakin cepat dan sepertinya sudah tidak bisa mengontrol dirinya lagi. Disertai nafasnya yang semakin terengah-engah dan kedua tangannya dirangkulkan ke punggungku kuat-kuat, ibu mengatakan dengan terbata-bata, “Nak Suuur…, aduuuh…, Ibuuu…, sudaah…, oooh…, mauuu kelluaar”. Aku sulit bernafas karena punggungku dipeluk dan dicengkeramnya dengan kuat dan kemudian ibu mertuaku menjadi terdiam, hanya nafasnya saja yang kudengar terengah-engah dengan keras dan genjotan penisku keluar masuk vaginanya. Untuk sementara aku hentikan untuk memberikan kesempatan pada ibu menikmati orgasmenya sambil kuciumi wajahnya, “Bagaimana…, Buuu?, mudah-mudahan ibu cukup puas. Ibu mertuaku tetap masih menutup matanya dan tidak segera menjawab pertanyaanku, yang pasti nafas ibu masih memburu tetapi sudah mulai berkurang dibanding sebelumnya. Karena ibu masih diam, aku menjadi sangat kasihan dan kusambung pertanyaanku tadi di dekat telinganya, “Buu…, saya tahu ibu pasti capek sekali, lebih baik ibu istirahat dulu saja.., yaa?”, seraya aku mulai mengangkat pantatku agar penisku bisa keluar dari vagina ibu yang sudah sangat basah itu. Tetapi baru saja pantatku ingin kuangkat, ternyata ibu mertuaku cepat-cepat mencengkeram pinggulku dengan kedua tangannya dan sambil membuka matanya, memandang ke wajahku, “Jangaan…, Suuur…, jangan dilepas punyamu itu, ibu diam saja karena ingin melepaskan lelah sambil menikmati punyamu yang besar itu mengganjal di tempat ibuuu, jangaan dicabut dulu…, yaa…, sayaang”, terus kembali menutup matanya. Mendengar permintaan ibu itu, aku tidak jadi mencabut penisku dari dalam vagina ibu dan kembali kujatuhkan badanku pelan-pelan di atas badan ibu yang nafasnya sekarang sudah kelihatan mulai agak teratur, sambil kukatakan, “Tidaak…, Buuu…, saya tidak akan mencabutnya, saya juga masih kepingin terus seperti ini”, sambil kurangkul leher ibu dengan tangan kananku. Ibu hanya diam saja dengan pernyataanku itu, tetapi tiba-tiba penisku yang sejak tadi kudiamkan di dalam vaginanya terasa seperti dijepit dan tersedot vagina ibu mertuaku, dan tanpa sadar aku mengaduh, “Aduuuh…, oooh…, Buuu”. “Kenapa…, sayaang…, enaak yaa?”, sahut ibu sambil mencium bibirku dengan lembut dan sambil kucium hidungnya kukatakan, “Buuu…, enaak sekaliii”, dan seperti tadi, sewaktu ibu mertuaku mula-mula menjepit dan menyedot penisku dengan vaginanya, secara tidak sengaja aku mulai menggerakkan lagi penisku keluar masuk vaginanya dan ibu mertuakupun kembali mendesah, “oooh…, aah…, Suuur…, teruuus…, naak…, aduuuh…, enaak sekali”. Semakin lama gerakan pinggul ibu semakin cepat dan kembali kudengar nafasnya semakin lama semakin memburu. Gerakan pinggul ibu kuimbangi dengan mempercepat kocokan penisku keluar masuk vaginanya. Makin lama aku sepertinya sudah tidak kuat untuk menahan agar air maniku tetap tidak keluar, “Buuu…, sebentar lagi…, sayaa…, sudaah…, mau keluaar”, sambil kupercepat penisku keluar masuk vaginanya dan mungkin karena mendengar aku sudah mendekati klimaks, ibu mertuakupun semakin mempercepat gerakan pinggulnya serta mempererat cengkeraman tangannya di punggungku seraya berkata, “Suuur…, teruuuss…, Naak…, Ibuuu…, jugaa…, sudah dekat, ooohh…, ayooo Suuur…, semprooot Ibuu dengan airmuu…, sekaraang”. “Iyaa…, Buuu…, tahaan”, sambil kutekan pantatku kuat-kuat dan kami akhiri teriakan itu dengan berpelukan sangat kuat serta tetap kutekan penisku dalam-dalam ke vagina ibu mertuaku. Dalam klimaksnya terasa vagina ibu memijat penisku dengan kuat dan kami terus terdiam dengan nafas terengah-engah. Setelah nafas kami berdua agak teratur, lalu kucabut penisku dari dalam vagina ibu dan kujatuhkan badanku serta kutarik kepala ibu mertuaku dan kuletakkan di dadaku.Setelah nafasku mulai teratur kembali dan kuperhatikan nafas ibupun begitu, aku jadi ingat akan tugas yang diberikan oleh istriku. “Buuu…, apa ini yang menyebabkan ibu selalu marah-marah pada Bapak..?”, tanyaku. “Mungkin saja Suuur…, kenapa Suuur?”, Sahutnya sambil tersenyum dan mencium pipiku. “Buuu…, kalau benar, tolong ibu kurangi marah-marahnya kepada Bapak, kasihan dia”, ibu hanya diam dan seperti berfikir. Setelah diam sebentar lalu kukatakan, “Buuu…, sudah siang lho, seraya kubangunkan tubuh ibu serta kubimbing ke kamar mandi. Setelah peristiwa ini terjadi, ibu seringkali mengunjungi rumah kami dengan alasan kangen cucu dan anaknya Mur, tetapi kenyataannya ibu mertuaku selalu mengontakku melalui telepon di kantor dan meminta jatahnya di suatu motel, sebelum menuju ke rumahku. Untungnya sampai sekarang Istriku tidak curiga, hanya saja dia merasa aneh, karena setiap bulannya ibunya selalu mengunjung rumah kami....
                                Apakah sobat puas membaca Artikel Menikmati Goyangan Ibu Mertua...



sumber:http://www.ikadanews.info/

Photo PNS,yang HOT

Terlalu  PNS yang seharusnya di gugu dan di tiru tentang hal yang baik dan benar,kali ini melakukan hal yang tidak melambangkan bahwa dia soerang yang terpelajar,seperti inilah kelakuanya :


seperti di lansir wongjawa-tulen.blogspot.com








Sumber

Tips Lengkap Dan Padat 26 Cara Hubungan Seks



Dalam berhubungan dengan pasangan, mungkin terkadang muncul perasaan jenuh pada diri Anda atau pasangan Anda. Untuk itu perlu dilakukan intermezzo atau penyegaran-penyegaran, yang diantaranya melalui posisi bercinta. Posisi bercinta yang cenderung dinamis sebagaimana yang diajarkan dalam kamasutra, akan kembali membangkitkan gairah cinta antara Anda dan pasangan. Berikut ini akan diuraikan Tips lengkap 26 posisi terbaik dalam bercinta:


gambar posisi bercinta
1. Missionary. Posisi ini merupakan posisi standar bercinta. Berbaring di antara kedua kaki-kakinya, agar Anda berbaring di atasnya dan bertatap muka. Meskipun beban tubuh Anda tertumpu pada siku atau tangan, usahakan untuk memasukkan Mr. P Anda lurus ke atas dia, sehingga sejajar dengan dinding vagina. Mintalah ia untuk membelitkan kedua kakinya sekitar pinggang Anda untuk mengubah bentuk dari vagina, yang akan mengubah sensasi seks bagi Anda berdua. 

Tips: Sangat direkomendasikan bagi Anda yang akan bercinta untuk pertama kalinya.

2. Cross Buttocks. Pada Posisi ini, cewek akan sangat menikmatinya karena merangsang sisi dia vaginal dinding, sesuatu yang biasanya tidak dia rasakan. Tempatkan diiri Anda seperti dalam posisi missionary, tetapi dia melintangi panggul, serong sedikit, namun tetap mendukung beban berat Anda pada siku pasangan cewek. Jika pasangan cewek menghendaki kontak mata, pasangan cowok bisa sedikit memutar posisi untuk menggunakan posisi missionary. 

 Tips Posisi ini memanjakan pasangan wanita Anda
gambar posisi bercinta
3. Standing Wheelbarrow. Masukan Mr. P dari belakang, tapi angkat tubuhnya sampai dengan pinggang dan biarkan kedua kakinya mengapit pinggang Anda. Anda aka berada pada posisi yang serupa dengan perlombaan gerobak (wheelbarrow race). Jika lengannya lelah, baringkan di di meja atau sesuatu perabot yang agak tinggi. 

Tips : Bisa Anda lakukan ketika tempat tidur tidak tersedia atau ketika Anda ingin melakukannya di luar kamar tidur seperti dapur, garasi dsb.
gambar posisi bercinta
4. Knees To Chess. ‘Masukilah’ dia seperti yang akan Anda lakukan dalam posisi missionary standar, tetapi bukan sekadar melebarkan kakinya, angkat kakinya dan tempatkankan lututnya pada dadanya, lalu sangkutkan pergelangan kakinya di atas bahu Anda. Tumpukan beban berat Anda pada tangan Anda. Hal ini akan memberikan kemungkinan Anda lebih besar untuk malakukan penetrasi dan merangsang dinding bagian belakang dari vagina pasangan Anda. 

Tips : Posisi ini paling pas dilakukan setelah pasangan Anda selesai melakukan kelas Yoga.
gambar posisi bercinta
5. Man on Top, Facing Away. Biarkan dia berbaring dengan mengangkat kedua kakinya serta sedikit mengangkang, kemudian baringkanlah diri Anda diantara kedua kakinya, dengan posisi kepala Anda menghadap ke arah kedua telapak kakinya. Dia akan memiliki akses penuh ke kantong anda, pantat, dan dubur untuk menambahkan gesekan dan kenikmatan. Tumpukan berat Anda pada kedua siku tangan Anda, yang akan memberikan pengaruh ke ringan menyodok ke belakang.  

Tips : Malam hari ketika Anda menginginkan pukulan di pantat (spanking).
gambar posisi bercinta
6. Classic Rear Entry, Kneeling. Posisi ini disebut juga dengan sebutan ‘Doggy Style’. Tempakan diri Anda sedemikian rupa sehingga lutut Anda berada persis di belakangnya, kemudian masukan Mr. P tegak lurus diantara kedua kakinya atau sedikit lebih condong ke depan juga bisa. Hal ini bagus untuk penetrasi karena bisa menyentuh G-Spotnya. Tambahkan beberapa gerakan seperti meremas payudara dari belakang, membeleai rambutnya -sehingga tidak sekedar berhubungan intim seperti hubungan intim pada hewan piaraan (doggy).  

Tips: cocok untuk Anda yang ingin ‘memukul’ semua titik hot spotnya.
gambar posisi bercinta
7. Rear Entry, Standing. Berdiri di belakangnya dan peluk pinggangnya, usahakan bagian atas tubuhnya tetap sejajar dengan lantai. Tahan pinggulnya/pangkal pahanya agar dapat terus mendukung dan dimasuki dari belakang. Posisi berdiri akan memberikan dorongan lebih kuat dan memungkinkan Anda untuk mengurut clitoris-nya untuk ekstra rangsangan.  

Tips: Cocok untuk acara seks cepat (quicky sex), terutama bagi pasangan Anda yang menggunakan rok.
gambar posisi bercinta
8. Spoon. Sering pula disebut ‘The Classic Sunday Morning Sex Postion. Posisi sendok sangat romantis, lembut dan akan semakin mendekatkan Anda dan pasangan secara emosi. Gunakan posisi sendok saat Anda berdua sedang berada pada satu sisi, menghadap ke dalam arah yang sama. Mintalah dia sedikit menyingsingkan pinggulnya, sehingga Anda dapat masuk lewat belakang. 

Tips : Posisi ini pas dipakai kalau si Dia mengantuk/kelelahan, tapi Anda sedang ingin bercinta
gambar posisi bercinta
9. Reverse Missionary. Posisis ini sangat identik dengan posisi missionary tradisional, tapi pasangan cewek Anda yang berada di atas. Selain itu, dia akan membuka kedua kakinya sehingga akan lebih dekat dengan Anda. Sekarang Anda adalah mitra pasif, dan dia menumpukan berat badannya pada kedua lengan sikunya. Posisi ini memberikan anda kontrol ejaklasi yang lebih besar dan sangat tepat, tentunya jika ia lebih ringan dari Anda. 

Tips : Memberikan sensasi yang berbeda karena akan membiarkan pasangan cewek Anda yang pemalu mengambil inisiatif kontrol.
gambar posisi bercinta
10. Seated Missionary. Duduklah diantara kedua kakinya, dengan lututnya sedikit ditekuk, ketika menahan kaki –kaki Anda membuka ke samping. Memudahkan Anda masuk ke Ms. V . Ketebatasan daya dorong akan dimpensasi dengan penetrasi-penetrasi langsung.  

Tips : Posisi ini bisa juga digunakan ketika lengan Anda lelah menopang berat badan Anda pada posisi missionary.
gambar posisi bercinta
11. Seated Rear Entry. Ketika Anda duduk di kursi atau tepian tempat tidur, dia berjongkok naik-turun tegak pada Mr. P Anda. Pada posisi ini, dia mengontrol gerakan dan penetrasi , yang bisa cukup ‘dalam’ dan nyaman untuk Anda berdua. Anda bebas untuk mengurut payudaranya atau membelai tubuh bagian atasnya.  

Tips : Salah satu posisi bercinta rahasia di luar kamar tidur.
gambar posisi bercinta
12. Seated Wheelbarrow. Posisi ini hampir sama dengan posisi Standing Wheelbarrow, kecuali Anda duduk di kursi atau di tepi tempat tidur. Memang gerakan Anda terbatas, namun Anda memiliki penetrasi dan besar melalui bagian belakang pasangan Anda.  

Tips: Bisa dipakai saat ia sedang mengenakan celana jeans-nya.
gambar posisi bercinta
13. Spoon-Facing. Posisi ini merupakan variasi dari posisi spon tradisional yang dapat diasumsikan merupakan posisi transisi dari man-on-top ke woman-on-top yang bersifat tidak terputus. Dari dai, Anda cukup berbelok ke pihak serempak, menggunakan senjata dengan hati-hati untuk dukungan atas tubuh Anda. Dari posisi missionary, Anda cukup berbebelok ke satu sisi, menggunakan tumpuan lengan dengan hati-hati. 

Tips : posisi yang mampu memberikannya kontak mata yang romantis
gambar posisi bercinta
14. Squatted Kneeling. Duduk dengan tumpuan pada punggung telapak kaki dan lutut, kemudian dia duduk dipangkuan Anda menghadap Anda. Posisi ini mampu menghasilkan kondisi Mr.P Anda dapat lebih merangsang clitoris-nya. 

Tips : Dia dapat mengontrol penetrasi yang mendalam, namun Anda berdua dapat menikmati banyak kontak pada kulit tubuh Anda dan pasangan.
gambar posisi bercinta
15. Woman Astride, Facing Away. Dia mengangkang menunggangi tubuh Anda dengan posisi berlutut, tetapi dengan muka menghadap kaki Anda; opsional, dia bisa pula berjongkok di atas Anda. Keuntungan baginya adalah dapat mengontrol dan memperdalam penetrasi. Sedangkan manfaat bagi anda adalah bahwa dia bisa membelai organ scrotum Anda dan sebaliknya anda bisa pula mengurut pantat dan punggungnya. 

Tips : Dengan posisi ini (membelakangi), Anda bisa membayangkan dan berimajinasi si Dia sebagai Scarlett Johansson, Aura Kasih atau siapa pun artis yang Anda idolakan, tentunya tanpa sepengatahuannya.
gambar posisi bercinta
16. Woman Astride. Mulailah posisi ini dengan pertama-tama dengan missionary tipe woman-on-top. Kemudian dia biarkan dia berlutut sampai ia dalam posisi duduk berjongkok, mengangkang menunggangi Anda dan duduk di atas panggul Anda. Anda mendapatkan penetrasi lebih dalam, pemandangan yang utuh terhadap gerakan dan ekspresinya, dan dapat menyentuh clitoris-nya dan bermain payudaranya.  

Tips : Posisi ini dapat member keleluasaan pasangan Anda untuk mendominasi sekaligus memberikan kenikamatan pada Anda. ln 
gambar posisi bercinta
17. Woman on Top, Leaning Back. Dari facing woman astride position, dia kembali dengan hati-hati merebahkan sedikit kebelakang sampai she’s bersandar di kedua tanganya diantara kaki Anda. Meskipun posisi ini membatasi dorongan Anda, hal ini memungkinkan Anda untuk mengurut clitoris-nya guna menambahkan stimulasi. JIka lutunya terasa sakit, dia bisa meluruskan lututnya tanpa berhenti menikmati hubungan intim yang sedang berlangsung. Coba dengan sedikit variasi, biarkan Ia merebahkan belakang dengan hati-hati, sampai ia berbaring. Hal ini memungkinkan Anda mengelus payudara dan clitoris-nya. 

Tips : Memberikan pilihan lain bagi wanita untuk kembali mendominasi
gambar posisi bercinta
18. X Position. Mulailah ketika semuanya sudah siap (Mr. P sudah masuk ke Ms. V), dengan posisi Anda mengangkang pasangan wanita Anda. Pindahkan tangan ke sisi luar dari tubuh Anda dan biarkan dia berbaring di antara kaki Anda. Sesuaikan agar posisi Anda dan pasangan pas dengan posisi saling”menggunting”. Lakukan dengan pelan, gerakan tidak tergesa-gesa akan memberikan stimulasi yang cukup untuk mengimbangi kurangnya daya dorong.  

Tips : Posisi ini menungkinkan seks yang lama, seks lambat yang dapat membangkitkan gairahnya.
gambar posisi bercinta
19. Cowgirl’s Helper. Posisinya adalah berjongkok di atas, menaikkan dan menurunkan dirinya secara rapat. Anda menyangganya dengan cara memegang pinggulnya serta mendesaknya untuk memenuhi kenikmatan masing-masing. Dia akan menghargai Anda yang telah menyerahkan seksual remote control kepadanya. Tali Laso secara opsional bisa dipergunakan di sini. 

Tips : Anda mampu mengeksplorasi sisi liarnya.
gambar posisi bercinta
20. Pretzel. Dia berbaring di samping kiri Anda. Anda berlutut ia antara kakinya, dia menekuk kaki kanannya disisi kanan tubuh anda dan menindih kaki kirinya. Menggunakan tangan Anda untuk membawanya ke arah Anda. Anda dapat memperoleh kedalaman penetrasi ketika menggunakan ‘doggy style’, tetapi menjaga kontak mata bisa lebih membuatnya senang.  

Tips : Posisi romantis yang cocok untuk dipraktekkan di malam hari.
gambar posisi bercinta
21. Reverse Cowgirl. Ketika dia berada di atas, sarankan dia untuk memutar posisinya sehingga membelakangi Anda. Hal ini membuat stimulation pada G-spot nya, dan proses perubahan posisi tersebut akan membantu anda bertahan lebih lama. Untuk sensai lebih, tempatkan kakinya rata dengan lantai diantara Anda.  

Tips : mengamati bagaimana ia menyukai dan menikmati posisi tersebut.
gambar posisi bercinta
22. Shoulder Holder. Dia meletakkan kedua kakinya di salah satu bahu Anda yang berdekatan dengan mr. V-nya. Kemudian dia meluncurkan turun kakinya ke dada Anda dan satu kaki yang lain bertumpu pada otot lengan Anda, setelah itu mulailah menggoyangnya dengan gerakan dari samping atau naik turun. Anda memiliki akses besar kepada G-spot. Tapi pastikan dia cukup fleksibel sebelum menekuknya. 

Tips : Posisi bagi para wanita yang ingin menunjukkan fleksibilitas mereka
gambar posisi bercinta
23. Spider. Duduk lah menyandar ke belakang dengan tumpuan pada tangan, lengan bawah, atau siku Anda, kemudian membiarkan dia medekat setapak demi setapak ke arah Anda, menopang dirinya dengan cara yang sama. Dia akan merasakan sensasi yang lebih dalam, lebih kuat, lebih intim stimulasinya daripada posisi missionary, dengan sedikit gesekan. Atau Anda juga bisa Bersandar pasif dan membiarkan dia melakukan putaran-putaran dan gerakan-gerakan untuk meningkatkan gairah. 

Tips : Bisa saling bergantian untuk mendominasi –sekaligus beristrirahat.
gambar posisi bercinta
24. Man Chair. Duduk di pinggiran di tempat tidur dan dia duduk membelakangi Anda. Jika Anda dapat menumpukan satu atau kedua kaki di atas tanah, Anda akan memiliki dorongan untuk lebih kuat mendorong ke atas. Ini adalah posisi yang baik untuk stimulasi G-spot dan itu memungkinkan dia menggunakan tangannya untuk merangsang bagian penis anda atau scrotum anda. Di lain sisi, dia juga bisa menopangkan kakinya di lantai untuk penetrasi yang lebih dalam, dan dia bisa lebih mendekatkan lututnya ke dadanya. 

Tips : Anda bisa menggunakan posisi ini di perjalanan. Gunakan kursi kemudi sebagai tempat bercinta.
gambar posisi bercinta
25. Spork. Dimulai dari posisi missionay, kemudian dia merebahkan diri dan santai, sambil menunggu Anda berputar. Merebahlah pada satu sisi posisi yang aktif, sehingga Anda dapat melakukan penetrasi. Gunakan tangan untuk membantu memutar pinggangnya guna membuatnya merasa nyaman. Anda memiliki akses ke kedua itu G-spot dan kelentit, sehingga menggunakan tangan Anda dengan bijak. 

Tips : Posisi ini cocok buat Anda yang dalam keadaan mengantuk.
gambar posisi bercinta
26. Downward Dog. Biarkan dia berbaring di muka berpaling ke bawah (tempat tidur)/tengkurap dengan pinggul sedikit diangkat. (Gunakan bantal agar dia lebih lama.) Masukkan mr. P dia dari belakang, Anda akan dapat menusukkan dan tekan lebih keras untuk mencapai kenikmatan zona dia hanya di belakang vagina.  

Tips : Membuatnya mencoba sedikit doggy syle.

Cara Menambahkan Gadget Di Sedebar Blogspot

Sobat blogger, setelah kemarin kita bahas bersama mengenai cara membagi kolom header, kali ini, saya akan berbagi tentang cara menambah gadget di sidebar. Biasanya, ini dilakukan bila sidebar hanya  terdiri 1 kolom besar saja. Mari kita mulai ...
  • Log in ke blogger : dashboard >> layout >> Edit HTML
  • Cari kode di bawah (bisa gunakan Ctrl+F untuk mempercepat)
<div id='sidebar-wrapper'>
<b:section class='sidebar' id='sidebar' preferred='yes'>
<b:widget id='Feed2' locked='false' title='Recent Posts' type='Feed'/>
<b:widget id='Label99' locked='false' title='Labels' type='Label'/>
</b:section>
</div>
  • Kemudian, tambahkan kode di bawah, di antara </b:section> dan </div>.
<b:section class='sidebar' id='kolom-kiri' showaddelement='yes'>
<b:widget id='Text514' locked='false' title='Column 1' type='Text'/>
</b:section>
<b:section class='sidebar' id='kolom-kanan' showaddelement='yes'>
<b:widget id='Text524' locked='false' title='Column 2' type='Text'/>
</b:section>

<div style="clear: both;"></div>
  • Kemudian, cari kode : ]]></b:skin>
  • Tambahkan kode CSS di bawah di atas ]]></b:skin>.
#kolom-kiri {
width: 49%;
float: left;
}
#kolom-kanan {
width: 49%;
float: right;
}
Note : Sobat bisa ubah nilai dari lebar/width, sesuai keinginan Anda.
  • Simpan Template sobat. Hasilnya akan tampak seperti di bawah ini


Semoga manfaat ...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More